Kasatker Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) BWS Sumatera I, Azryan, menyampaikan bahwa progres pembangunan saluran primer D.I. Lhok Guci telah mencapai tahap akhir. “Saat ini tersisa sekitar 500 meter dari total panjang 25 kilometer yang akan diselesaikan pada tahun 2025,” ujarnya. Selanjutnya akan dilaksanakan pembangunan saluran sekunder.
Kehadiran irigasi ini menjadi titik balik bagi para petani yang sebelumnya meninggalkan lahan akibat kekeringan dan mengandalkan sawah tadah hujan. Air yang mengalir dari Bendung Lhok Guci diharapkan mampu menghidupkan kembali semangat bercocok tanam dan meningkatkan hasil produksi pertanian masyarakat.
Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Barat, Said Fadhiel, menyebutkan bahwa hampir 70 persen penduduk Aceh Barat berprofesi sebagai petani. Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten untuk mendukung penyelesaian pekerjaan di lapangan agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat. “Kami siap bersinergi dengan pihak balai dan masyarakat agar irigasi ini benar-benar memberi dampak nyata,” katanya.
Dengan kesinambungan pembangunan D.I. Lhok Guci, langkah menuju swasembada pangan daerah semakin dekat. Air yang mengalir dari jaringan irigasi bukan sekadar menghidupi tanaman, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi dan kemandirian pangan masyarakat Aceh Barat.
