Penetapan lokasi tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mendorong spesies sapi Aceh agar tetap lestari dan mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan daging sapi yang sangat tinggi di daerah.
Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran mengatakan, secara khusus penetapan dua lokasi yang dimaksud untuk budidaya sapi Aceh telah melewati berbagai pertimbangan dari segala lini dan aspek.
"Karena lokasinya berbentuk pulau sehingga memudahkan kita untuk mengontrol perkembangan ternaknya, dan juga dari sisi kesehatan hewan dapat dikontrol atau dikendalikan dengan baik," ujar Zalsufran, Banda Aceh, Rabu (1/11/2023).
Selain dilihat dari segi geografis, Zalsufran menyebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar dan Pemkab Aceh Jaya juga memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga plasma nutfah sapi Aceh tetap lestari.
Adapun cara Pemerintah Aceh mengembangbiakan sapi di lokasi tersebut ialah dengan menyiapkan fasilitas seperti perkandangan yang baik, penyediaan padang rumput yang berkualitas dan juga memastikan kontrol terhadap kesehatan ternak.
Dalam proses budidaya ternak sapi, Pemerintah Aceh turut melibatkan semua pihak, mulai dari tingkatan peternak, unsur pemerintah dan juga lembaga kampus untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
Zalsufran menyebut target pemerintah dengan program budidaya ternak ini ialah untuk melestarikan plasma nutfah sapi Aceh.
"Dalam jangka panjang, dengan terdapatnya pengembangan sapi Aceh ini, kebutuhan akan daging sapi dapat terpenuhi dan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya peternak di Aceh," pungkasnya.
