Aceh Tengah — Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A., secara resmi membuka Rapat Kerja (Raker) Pengawas SMA, SMK, dan SLB se-Aceh yang berlangsung di Grand Bayu Hill, Aceh Tengah, Senin malam (28/7). Dalam sambutannya, Marthunis menekankan pentingnya peran strategis pengawas dalam mewujudkan tata kelola pendidikan yang efektif, akuntabel, dan berorientasi pada transformasi karakter dan kompetensi siswa.
Mengutip Surat Al-A’raf ayat 96, Marthunis menekankan bahwa kemajuan suatu negeri sangat bergantung pada keimanan dan ketakwaan penduduknya, termasuk dalam membangun kualitas sumber daya manusia. "Ayat ini menjadi pedoman kita semua yang bergerak di bidang pembangunan, termasuk pendidikan. Kalau negara ingin maju, kualitas SDM harus diperbaiki. Dan itu dimulai dari pendidikan," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa tujuan pendidikan nasional sejatinya adalah melahirkan peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki kompetensi abad 21. Untuk itu, transformasi peserta didik tidak bisa dilepaskan dari peran sekolah, guru, dan terutama pengawas sebagai garda depan pengawalan mutu pendidikan.
“Transformasi karakter dan kompetensi peserta didik itu terjadi di sekolah, dan pengawas berperan sebagai penjamin bahwa transformasi itu benar-benar terjadi. Maka sinergi antara pengawas, sekolah, dan dinas sangat penting,” ujarnya.
Kepala Dinas juga menyinggung soal efektivitas pengawasan, termasuk pentingnya tindak lanjut dari hasil pengawasan. Ia menyebut bahwa Dinas Pendidikan Aceh telah dua kali menyelenggarakan kegiatan penguatan hubungan antara pengawas dan dinas, untuk memastikan visi dan arah kebijakan berjalan selaras.
“Misalnya, tahun lalu kami minta pengawas membantu sekolah dalam persiapan akreditasi dan nilai esensial apa saja yang perlu ditingkatkan. Bahkan kami turun langsung melihat implementasi Kurikulum Sekolah Penggerak (KSP), agar pemahaman kita seragam,” jelas Marthunis.
Marthunis juga mengapresiasi adanya inisiatif penggunaan aplikasi digital untuk mendukung kerja pengawasan, termasuk sebagai media komunikasi langsung antara pengawas dan dinas. Ia menekankan pentingnya digitalisasi dalam pengelolaan informasi, dan menyebutkan bahwa infrastruktur teknologi di Dinas Pendidikan Aceh saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.
“Saya sangat mendukung penggunaan aplikasi digital. Kalau informasi dari pengawas bisa langsung masuk ke sistem dinas, maka kita bisa cepat merespon kendala di lapangan. Ini penting agar pengawasan kita lebih responsif, transparan, dan berdampak,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Marthunis berharap agar Raker kali ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi, memperjelas peran, dan menyelaraskan langkah antar pengawas, dinas, dan sekolah.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Aceh, Junaidi, SST, M.Pd., sebagai Ketua Panitia, melaporkan bahwa Rapat Kerja Pengawas dengan tema “Transformasi Peran Pengawas dalam Mendukung Tata Kelola Pendidikan yang Efektif dan Akuntabel” dilaksanakan selama empat hari kedepan, yakni dari tanggal 28 hingga 31 Juli 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh 46 peserta yang terdiri dari pengawas perwakilan kabupaten/kota dan pengurus profesi pengawas. “Alhamdulillah, semua peserta yang diundang hadir 100 persen tanpa terkecuali,” ujar Junaidi.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bersumber dari dana APPA tahun 2025 pada bidang pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Adapun tujuan utama Rapat Kerja ini adalah untuk menyusun rencana kerja dan strategi pengawasan tahun 2025, meningkatkan kapasitas dan profesionalisme pengawas sekolah, mengoptimalkan peran pengawas dalam peningkatan mutu pendidikan, serta memastikan sinergi yang harmonis antara pengawas, kepala sekolah, guru, dan pelaku pendidikan lainnya dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan.
Menurut Junaidi, narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini terdiri dari konektor utama serta ketua pengawas lain, sehingga diharapkan dari hasil Raker ini akan tercipta keselarasan program kerja pengawas dengan kebijakan pendidikan dan profesi. Selain itu, akan tersedia rencana kerja pengawasan yang lebih terstruktur dan nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan di Aceh. tutupnya.