Berikutnya, Juara I tari kreasi katagori kelompok atas nama Mahira Shafa, Kayziya Azkira, Ayyesha Gaudiza dari SMP Negeri 1 Dewantara, Juara II atas nama Zifanna Latisya, Azwatul Hafizah, dan Riska Thahira dari SMP Negeri 1 Kuta Makmur, dan Juara III atas nama Zaskia Ramazani, Intan Nazira, dan Niswatun Khaira dari SMP Negeri 1 Muara Batu.
Selain itu, penghargaan juga diberikan untuk sekolah-sekolah peserta FLS2N SMP tingkat kabupaten yang diterima langsung oleh para Kepsek bersangkutan, yakni SMP Negeri 2 Sawang, SMP Negeri 2 Meurah Mulia, SMP Negeri 3 Kuta Makmur, SMP Negeri 1 Matangkuli, SMP Negeri 1 Muara Batu, SMP Swasta Iskandar Muda, SMP Negeri 1 Dewantara, SMP Negeri 1 Kuta Makmur, SMP Negeri 1 Samudera, dan SMP Negeri 4 Cot Girek.
Sedangkan untuk sekolah-sekolah peserta Olimpiade Sains Nasional Sekolah Dasar (OSN-SD) secara nasional tingkat kabupaten, diberikan kepada SD Negeri 1 Nisam, SD Negeri 1 Tanah Pasir, SD Negeri 11 Cot Girek, SD Negeri 12 Meurah Mulia, SD Negeri 14 Lhoksukon, SD Negeri 16 Dewantara, SD Negeri 17 Dewantara, SD Negeri 2 Lhoksukon, SD Negeri 2 Nisam, SD Negeri 2 Sawang, SD Negeri 3 Dewantara, SD Negeri 3 Lhoksukon, SD Negeri 3 Nisam Antara, SD Negeri 5 Baktiya Barat, SD Negeri 5 Syamtalira Bayu, SD Negeri 6 Samudera, SD Negeri 7 Lhoksukon, SD Negeri 7 Simpang Keuramat, SD Negeri 9 Simpang Keuramat, SD Swasta Al-Alaq Dewantara, SDIT Iskandar Muda, SDIT Madani Lhoksukon, dan SD Swasta PINUS.
Setelah 28 tahun berlalu, otonomi daerah telah memberikan dampak positif berupa meningkatnya angka indeks pembangunan manusia (IPM), bertambahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kemampuan fiskal daerah.
“Peningkatan tersebut diharapkan agar dimanfaatkan untuk program-program pembangunan DNA kesejahteraan rakyat, sehingga dapat meningkatkan angka IPM, menurunkan kemiskinan, meningkatkan konektivitas serta akses infrastruktur yang baik, “ harapnya.
Sementara Menteri Dikbud Ristek dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Dayan Albar antara lain menyebutkan bahwa lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.
“Bukan hal yang mudah untuk mentransformasikan sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan, Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan, “ ucap Dayan saat membacakan sambutan menteri Dikbud ristek.