Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Distanbun Aceh Bentuk Gerakan Pemanfaatan Jerami Padi untuk Pupuk Organik

Rabu, 07 Desember 2022 | Desember 07, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-07T00:31:52Z
Mahalnya harga pupuk kimia non subsidi dan terbatasnya alokasi pupuk subsidi yang diberikan Pemerintah Pusat untuk Aceh mendorong Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh membuat inovasi baru yang diberi nama Gerakan Pemanfaatan Jerami Padi yang disingkat dengan GeuPejadi.

“Gerakan pemanfaatan jerami padi untuk pupuk organik, dimaksudkan untuk membantu petani dalam efisiensi pengeluaran biaya pupuk bagi usaha taninya,” kata Kadistanbun Aceh Ir Cut Huzaimah MP didampingi Kabid Produksinya Syafrizal kepada awak media, Senin (5/12/2022) di Banda Aceh.

Cut Huzaimah menjelaskan, Program Gerakan Pemanfaatan Jerami Padi ini, akan dilakukan dibeberapa daerah. Sudah dilakukan di Kabupaten Aceh Jaya, dengan melibatan Dinas Pertanian setempat, petani, penyuluh pertanian. Kemudian, akan dilanjutkan ke Kabupaten Aceh Besar, Pidie dan Aceh Utara. Sedangkan untuk jangka panjangnya, bisa dilakukan disemua daerah sentra produksi pangan di Aceh, yang akan memberikan dampak kepada petani, baik sosial maupun ekonomi, sehingga harapan terpenuhinya pupuk bagi petani pada saat musim tanam dapat terwujud.
Gerakan pemanfaatan jerami padi ini kita lakukan, menurut Cut Huzaimah, dalam rangka memperkuat kemendirian pangan. Pemerintah telah menetapkan swasembada produksi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan pertanian dalam rangka pelestarian dan pencapaian swasembada produksi pangan, diantaranya padi.

Kerberhasilan kebijakan tersebut, sangatlah bergantung kepada kondisi sumber daya lahan pertanian yang ada, selain faktor pendukung lainnya.


Menurut data BPS tahun 2021, sebut Cut Huzaimah, kebutuhan pangan di Aceh, terus bertambah, sejalan terus bertambahnya jumlah penduduk sebesar 1,40 persen per tahun. Pertambahan penduduk itu menjadi tantangan besar bagi penyediaan pangan. Saat ini kebutuhan konsumsi beras di Aceh sekitar 680.000 ton/tahun.

Meski sampai kini, Aceh masih surplus beras dari produksi gabahnya per tahun antara 1,5-1,8 juta ton itu, tapi sejalan dengan terus meningkatnya harga pupuk kimia, membuat biaya operasional tanam padi ikut meningkat, terutama dari pengadaan pupuk. Untuk menekan pengealuran biaya untuk pupuk, maka kita perlu membuat Gerakan Pemanfaatan Jerami Padi menjadi pupuk organik.
Cut Huzaimah mengatakan, kenapa kita menjadikan jerami padi seabagai pupuk organik, karena jerami padi mudah diperoleh dan setiap panen padi, barangnya banyak terdapat di sawah, bahkan petani yang belum mengerti membuat pupuk organik dari jerami padi, pada saat mau mengolah sawahnya, Jerami padi yang ada di dalam sawah di bakar.
Padahal, jerami padi itu, sangat baik untuk dijadikan bahan baku pupuk organik.

Salah satu aspek fisik penting dari jermi padi adalah kemampuan dapat memperbaiki sifat kimia tanah melalui perombakan bahan organik segar oleh mikroorgisme tanah, sehingga senyawa atau zat organik dalam jaringan tanaman atau hewan diubah menjadi zat anorganik yang akan memperkaya ketersediaan hara dalam tanah.

Dalam memperbaiki sifat biologi tanah, kompos pupuk organik jerami padi, dapat menambah populasi mikrorganisme tanah, sehingga kegiatan organisme dalam tanah akan meningkat karena bahan organik yang terdapat dalam kompos.

Digunakan sebagai penyusun tubuh dan sumber energi. Terutama dengan memperhatikan penempatan kompos jerami padi yang tepat.

Setiap penambahan pupuk organik juga dapat mendorong meningkatkan seluruh pertumbuhan dan hasil tanaman secara berkesinambungan dan secara tidak langsung, meningkatkan pertumbuhan akar, biji atau umbi akan lebih baik.

Tujuan dari aksi perubahan menjadikan jerami padi menjadi pupuk organik, kata Cut Huzaimah, telah terlaksananya Gerakan Pemanfaatan Jerami padi di Aceh Jaya, kedua terbangunnya komitmen dengan pihak Dinas Pertanian 21 Kabupaten/Kota untuk melaksankan aksi Gerakan Pemanfataan Jerami Padi (GeuPejadi),

Manfaat bagi petani padi, kata Cut Huzaimah, meningkatnya kemampuan manajerial dan melatih berfikir inovatif dan keritis untuk perubahan, memudahkan pola dan metede kerja. Meningkatkan efisiensi waktu dan biaya produksi, menjadikan kebiasaan dalam pengolahan budi daya padi, dan memberikan nilai tambah dan pendapatan bagi petani.

“Sedangkan manfaat bagi pemerintah, memberikan soslusi perencanaan penyediaan pupuk secara berkelanjutan, mendukung terlaksananya kemandirian pangan daerah dan nasional, serta memberikan efisiensi anggaran pemerintah,”pungkas Cut Huzaimah.
×
Berita Terbaru Update