Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Disnak Aceh di Apresiasi Masyarakat Aceh

Jumat, 18 November 2022 | November 18, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-18T04:11:14Z
Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran ST MSi bersama Ketua PUSDA, Heri Safrijal ST MSP._, Foto AS, Selasa sore, (15/11/2022). Penyakit mulut dan kuku (PMK) di Aceh merupakan kasus lama yang kini muncul kembali. 

Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran ST MSi mengatakan PMK tidak berdampak bagi manusia. Bahkan hewan terkena PMK tersebut dagingnya masih bisa dikonsumsi.

"Nah, hanya saja perlu penanganan serius agar tidak tertular ke hewan lain, yang pada akhirnya merugikan peternak hewan," tuturnya.

Kasus PMK ungkap Zalsufran, pertama muncul di Kabupaten Aceh Tamiang lantas kemudian menjadi bencana nasional, sehingga ditangani khusus oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI. 

Di Sumatera, khususnya Aceh menjadi wilayah tertinggi kasus PMK.

"Kondisi ini membuat Pemerintah Aceh serius menangani PMK, yang dikomandoi Sekda Aceh," tuturnya.

Pernyataan itu diungkapkan Zalsufran saat ia mengisi materi Fokus Grup Diskusi (FGD); Upaya Dinas Peternakan Aceh dalam Penanggulangan PMK, yang digelar Pusat Studi Pemuda Aceh (PUSDA), di Banda Aceh, Selasa sore, (15/11/2022).
Menindaklanjuti instruksi penjabat (Pj) Gubernur Aceh, maka Dinas Peternakan Aceh berkolaborasi dengan berbagai instansi, juga pembentukan Satgas khusus, sehingga penanganan kasus PMK terealisasi dengan baik.

"Alhamdulillah, per 3 Oktober 2022 di Aceh zero atau nol kasus PMK," kata Zalsufran yang mendapat apresiasi peserta FGD.
Ia menegaskan, Dinas Peternakan Aceh dan Satgas tidak pernah berhenti menjaga kondisi zero kasus PMK, agar Aceh terus bertahan pada nol kasus. 

"Tetapi ini tidak mudah, bahkan petugas kesulitan memvaksin hewan, sebab peternakan di Aceh bebas dan menyuntik vaksin pada hewan tidak sama dengan vaksin manusia," katanya.

Pasca nol kasus PMK, ujar Zalsufran, hal utama yang harus dilakukan kemudian adalah menghambat dampak sesudahnya.

Lalu bagaimana caranya..? Tentu satgas tetap melakukan vaksinasi pada hewan yang sehat, karena potensi penularan awalnya via hewan yang sehat.

Zalsufran mengapresiasi kerja keras satgas yang membuahkan harapan positif. Soliditas satgas di Aceh sangat luar biasa dan ini menjadi contoh satgas terbaik untuk menyelesiakan kasus PMK di Aceh.

Sementara Ketua Pusat Studi Pemuda Aceh (PUSDA), Heri Safrijal ST MSP mengatakan isu PMK sangat penting menjadi perhatian masyarakat, karena ini berdampak pada ekonomi peternak hewan seperti lembu, kambing, bahkan pengusaha kuliner yang bahan bakunya daging.

Sisi lain kata Heri , PUSDA sangat meapresisasi Dinas Peternakan Aceh yang bergerak cepat dan bekerja maksimal untuk menangani PMK hingga saat ini nol kasus. 

"Nah, ini kerja nyata dan luar biasa perlu diapresiasi," tegas Heri Safrijal saat membuka acara sekaligus moderator FGD.

Sinergisitas pemuda dan masyarakat, kata Heri, sangat penting agar dinas terkait terus bekerja ekstra menyelesaikan kasus PMK di Aceh dan masyarakat mendapat edukasi pentingnya vaksin hewan ternak.
×
Berita Terbaru Update