Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, melaksanakan rapat koordinasi (rakor) dalam rangka membangun sinergitas untuk meningkatkan produksi pangan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai 14 hingga 16 Maret di Banda Aceh, diikuti seluruh Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Kabid Penyuluhan, Kepala Seksi (Kasi) maupun sub koordinator produksi tanaman pangan Dinas Pertanian dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
"Acara ini juga diikuti beberapa peserta dari instansi terkait di provinsi. Secara keseluruhan peserta berjumlah 80 orang," kata Ketua Panitia, Masyithah.
Masyithah mengatakan, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut yakni, membangun sinergitas dan komitmen dari seluruh stakeholder agar mewujudkan program untuk meningkatkan hasil produksi pangan, demi kesejahteraan masyarakat.
Kepala Distanbun Aceh, Cut Huzaimah, mengatakan Aceh menjadi salah satu lumbung pangan yang memberikan kontribusi kepada negara, terutama melalui produksi beras.
Namun demikian, Cut menyebutkan, terjadi penurunan angka produksi padi dari yang ditargetkan sebesar 327 ribu hektare, hanya tercapai sebanyak 313 ribu hektare.
"Artinya yang tidak tertanam di seluruh Aceh itu ada sekitar 23 ribu hektare. Ini menyebabkan kita kehilangan produksi hampir 300 ribu ton," kata Cut.
Dikatakan Cut, hal ini terjadi akibat muncul beberapa kendala seperti rusaknya sejumlah jaringan irigasi, sehingga lahan sawah banyak yang tidak tertanam. Kemudian, bencana alam banjir dan longsor melanda Aceh sejak akhir 2022, juga akibatkan banyak petani yang gagal panen.
"Ini yang menyebabkan kenapa produksi kita menurun. Namun demikian, kita tetap berupaya agar bisa meningkatkan hasil panen. Oleh karena itu, melalui rakor kita berharap mampu membangun kerjasama untuk meningkatkan produktivitas," sambung Cut.